Materi Pembelajaran
Perbaikan poros propeller
Poros Propeller
Propeller shaft atau dikenal dengan istilah poros propeller ini digunakan
pada kendaraan tipe FR (Front Engine, Rear Drive), yang artinya adalah mesin berada di depan dan
putaran mesin diteruskan untuk memutar roda belakang.Kendaran yang bertipe FR
ini umumnya adalah truk dan container. Sedangkan ada juga beberapa bus yang
bertipe FR, tapi lebih banyak bus yang menggunakan sistem pemindah daya RR.
Maksud dari RR adalah mesin di belakang dan tenaga putar mesin diteruskan ke
roda belakang. Fungsi dari poros
propeller adalah meneruskan putaran dari transmisi ke gardan (poros roda belakang).
Karena kondisi jalan yang tidak selalu rata, maka poros roda belakang akan
bergerak naik dan turun oleh kerja dari suspensi di roda belakang tersebut.
Dengan demikian poros propeller tidak hanya meneruskan putaran, tapi harus
mampu mengikuti gerak dari poros roda belakang yang naik dan turun. Sebab bila
poros propeller tidak bisa mengikuti gerak naik turun dari poros roda belakang,
akibatnya poros propeller ini bisa patah atau bengkok. Selain itu penerusan
putaran menjadi tidak baik.
Pemeriksaan poros propeller ini hanya terdiri atas 2 pemeriksaan yaitu
pemeriksaan kebengkokkan dan pemeriksaan kondisi universal joint tersebut.
Dalam hal ini dibutuhkan peralatan v – blok dan dial indicator sebagai pengukur
kebengkokkan poros propeller. Langkah pemeriksaannya adalah di bawah ini:
Pemeriksaan kebengkokkan
· Letakan poros propeller pada v- blok
seperti pada gambar.
· Lalu setting dial indicator untuk
pengukuran dengan menekan bagian tengah dari poros propeller.
· Putar poros propeller secara perlahan
hingga satu putaran, sambil membaca pergerakan jarum di dial indicator
tersebut.
· Jika hasil pengukuran lebih dari 0,8 mm,
maka poros propeller sudah terlalu bengkok dan harus diganti.
Pemeriksaan universal joint
· Lakukan penarikan atau penekanan seperti
pada gambar kea rah maju atau mundur dari universal joint di poros propeller.
Lakukan hal ini sambil menahan poros propeller.
· Rasakan apakah terjadi gerakan pada
universal joint yang menunjukkan bahwa sambungan dari universal joint kendor.
Jika terasa bisa ada gerakkan antara universal joint dengan poros propeller,
maka bearing pada universal joint sudah rusak.
· Perbaikannya adalah membongkar universal
joint tersebut dan mengganti bearingnya. Pembongkaran universal joint ini
membutuhkan peralatan khusus yang bernama tracker, sehingga pembongkaran tidak
merusak atau membuat lecet pada bagain dari universal joint.
·
Kerusakan pada poros propeller shaft akan dirasakan dengan getaran pada
body mobil. Dan dampak paling buruknya adalah baut – baut sambungan dari poros
propeller ke gardan bisa patah. Di jalan ibukota Jakarta pernah terjadi
peristiwa sebuah truk terbakar, akibat adanya percikan api yang ditimbulkan
karena poros propelernya patah dan terseret di jalan. Sebagaimana anda ketahui
juga bahwa tangki bahan bakar truk sangat dekat dengan poros propeller. Memang
kejadian ini sangat langka terjadi, tapi kerusakan poros propeller ini tidak
bisa dianggap remeh. Sebab keselamatan pengendara dan penumpang menjadi
taruhannya.
Referensi
GARDAN
LATIHAN SOAL
Soal Pilihan Ganda :
Berilah tanda silang (x) pada
salah satu huruf a, b, c, dan d, di depan jawaban yang paling tepat !
1. Bagian yang meneruskan putaran dari mesin kepada ring gear,
adalah
a.
Drive pinion
b.
Crownwheel
c.
Side gear
d.
Satelit gear
e.
Ring gear
2. Posisi pemasangan ring gear adalah dibautkan pada ?
a.
Differential hausing
b.
Axle shaft
c.
Differential case
d.
Conters shaft
e.
A, b dan c benar
3. Berapakah sfesifikasi momen pengencangan baut-baut ring gear ?
a.
2.0 - 4.0 kg-m
b.
7.0 - 9.0 kg-m
c.
4.0 - 6.0 kg-m
d.
5.0-6.0 kg-m
e.
a, b, dan c benar
4. Berapakah sfesifikasi momen pengencangan mur-mur Differential
housing
a.
2.0 - 4.0 kg-m
b.
1.0 – 4.0 kg-m
c.
4.0 – 7.0 kg-m
d.
7.0 - 9.0 kg-m
e.
3.0- 5.0 kg-m\
5. Axle shaft/poros roda penggerak pada differential berhubungan dengan
gigi ?
a.
Crownwheel
b.
Satelit gear
c.
Side gear
d.
a, b dan c benar
e.
drive pinion
a.
Drive pinion, Differential
pinion (Satelit gear) ,Ring gear, Side gear, Differential case
b.
Crownwheel,Satelit
gear,Side gear,poros differential,
c.
Drive pinion (pinion
gear), Differential pinion (Satelit gear),Ring gear (crownwheel),Side
gear,poros gardan
d.
Drive pinion (pinion
gear), Differential pinion (Satelit gear), Ring gear
(crownwheel), Side gear, Differential case
e.
Ring gear,defferensial
case
7. Berikut ini adalah fungsi drive pinion pada differential.......
a.
Meneruskan tenaga putaran
mesin kepada ring gear dalam kondisi kendaraan melaju
lurus ataupun membelok.
b.
Meneruskan tenaga putaran
mesin kepada ring gear dalam kondisi kendaraan melaju
lurus ataupun membelok kanan.
c.
Meneruskan tenaga putaran
mesin kepada ring gear dalam kondisi kendaraan melaju lurus ataupun membelok ke
kiri.
d.
Meneruskan tenaga putaran
mesin kepada ring gear dalam kondisi kendaraan melaju lurus
e.
menghubungkan propeller
shaft dengan diferential
8. Dua komponen pada differential case yang mampu membuat perbedaan putaran
pada saat kendaraan belok ?
a.
Differential pinion/satelit
gear, dan Side gear
b.
Differential, dan Side
gear pinion.
c.
Differential pinion dan
satelit gearr.
d.
Differential gear dan Side
gear.
e.
Pinion gear dan side gear
9. Pada saat kendaraan berjalan lurus, putaran roda kiri dan kanan adalah
sama, hal ini berarti ....
a.
putaran roda gigi cincin
dan rumah gardan sama
b.
putaran kedua roda gigi
sisi sama
c.
putaran kedua roda gigi
satelit sama
d.
putaran kedua roda gigi
sisi berbeda
e.
semua jawaban benar /
mumet
10. Pada saat kendaraan berjalan membelok, jika roda gigi cincin pada gardan
berputar 200 rpm, maka roda gigi sisi berputar ......
a.
200 rpm
b.
250 rpm
c.
300
rpm
d.
100 rpm
a.
400 rpm
Materi Pembelajaran
Perbaikan poros roda
A. Poros penggerak roda belakang / rear axle shaft
Pada umumnya roda belakangmenumpu beban
lebih berat daripada roda depan,
sehingga konstruksi poros penggerak rodanya juga relative lebih kuat.
Pemasangan poros akan dipengaruhi oleh tipe/ jenis suspensi yang digunakan.
Secara umum tipe suspense yang digunakan ada dua kelompok suspense bebas
(independent) dan suspense kaku (rigid). Pada tipe suspense independent, jenis
axle shaft yang digunakan pada umumnya
adalah tipe melayang (floating shaft
type), dimana poros bebas dari menumpu beban dan bebas bergerak
mengikuti pergerakan roda akibat suspense kendaraan.
Pada suspense rigid pada umumnya
menggunakan tipe poros memikul dimana axle shaft diletakan di dalam axle
housing, yang dipasangkan berkaitan memalui bantalan.
Poros memikul melayang terdiri dari 3
tipe, yaitu : full floating, three quarter floating dan semi floating nama tipe poros tersebut
mencerminkan kebebasan poros untuk tidak menyangga beban kendaraan. Full
floating berarti sepenuhnya poros tidak menyangga beban, three quarter floating
berarti ¾ beban kendaraan tidak ditumpu oleh poros (poros menyangga ¼ beban)
sedangkan semi floating berarti poros hanya menumpu ½ beban.
1.
Konstruksi poros memikul medo full
floating
Pada tipe ini bantalan – bantalan
dipasangkan diantara housing dan wheel hub, sedangkan roda dipasangkan pada
hub. Sedangkan poros roda tidak memikul beban, hanya berfungsi menggerakan
roda. Model ini sangat bagus untuk kendaraan berbeban berat.
2.
Konstruksi poros memikul mode three
quarter floating
3.
Konstruksi poros memikul model semi
floating
Tipe semi floating banyak dipakai pada
kendaraan ringan. Hamper seluruh beban
kendaraan dipikul oleh axle shaft, demikian juga gaya lateral pada saat
kendaraan membelok. Bantalan dipasangkan diantara axle housing dan axle shaft,
sedangkan roda dipasangkan langsung pada axle shaft.
B.
Pemeriksaan, service dan perbaikan poros
penggerak roda
Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui
adanya kerusakan dan penyebab kerusakan pada axle shaft. Pemeriksaan sebaiknya
dilakukan secara berkala dan rutin untuk mencegah kerusakan yang lebih banyak.
Pemeriksaan yang dilakukan antara lain :
Pemeriksaan bantalan dilakukan dengan
langkah sebagai berikut :
· Melepas kaliper dan piringan rem
· Periksa kebebasan bantalan dalam arah
axial dengan dial indikator. Kebebasan makasimum adalah 0.05 mm.
· Setelah dipastikan bantalan masih baik,
pasang kembali kaliper dan piringan rem.
Jika kebebasan terlalu besar ganti bantalan dengan yang baik, dengan
melakukan pembongkaran. Pembongkaran dan pemeriksaan-pemeriksaannya adalah
sebagai berikut :
ü Lepaskan cotter pin, penutup pengunci mur
dan mur pengunci bantalan
ü Mengeluarkan minyak pelumas roda gigi
differential
ü Melepaskan hubungan tie rod end dengan
steering knuckle, dengan menggunakan tracker ball joint.
ü Melepas steering knuckle dari lower arm,
dengan melepas baut pemegangnya
ü Melepas poros penggerak depan, dengan
memukulnya dengan palu plastik dan memegangnya dengan tangan.
Setelah unit poros penggerak terlepas lakukan pemeriksaan sebagai berikut :
ü Periksa dan perhatikan bahwa harus tidak
ada kebebasan dalam outboard joint
ü Periksa dan perhatikan bahwa inboard joint
meluncur dengan lembut dalam arah axial
ü Periksa dan perhatikan bahwa kebebasan
arah radial dari inboard joint tidak terlalu besar
o Periksa kerusakan boot.
o Pemeriksaan panjang standar (spec.
lihat manual book)
Untuk penggantian bantalan dapat dilakukan dengan melepas dan membongkar
axle hub dengan langkah sebagai berikut :
C Melepas kaliper dan melepas piringan rem
(disc brake)
C Melepas mur/baut pengikat steering knuckle
ke shock absorber
C Melepas unit axle hub
C Membongkar unit axle hub
C Mengganti bantalan
C Merakit unit axle hub
C Memasang axle hub depan
Perakitan Dan Pemasangan Poros Roda Belakang
Persiapkan komponen-komponen yang telah
diperiksa dari kerusakan dan yang baru.
Pemasangan kembali dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
C Menggunakan SST dan pres hydrolik pasang
penahan bantalan luar dan bantalan/bearing batu.
C Panaskan penahan bantalan dalam hingga
kurang lebih 1500C didalam oli pemanas.
C Menggunakan SST dan preshydrolik pasang
penahan bantalan dalam saat masih panas.
C Menggunakan SST pasang oli seal yang telah
diolesi gemuk pada kedalaman 6mm.
C Pasang poros penggerak roda pada housing
axle beserta kelengkapannya yang telah diolesi perapat.
C Pasang dan kencangkan baud pengikat
backing plat dengan momen pengencangan 670 Kg.cm.
C Pasang kembali pipa rem.
C Pasang tromol rem.
C Lakukan pembuangan udara pada sistem rem.
C Pasang roda kemudian turunkan mobil dan
kencangkan baud-baud roda.
Catatan:
Pada saat memasukan poros roda belakang
lakukan dengan hati-hati jangan sampai marusak oli seal maupun deflektor oli
yang terdapat didalam housing axle.
Referensi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar